laporan praktikum kimia anorganik percobaan vii pemurnian nacl universitas halu oleo


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN VII
PEMURNIAN NaCl



OLEH :
NAMA                 :   DICKY SAPUTRA
STAMBUK          :   F1C1 16 007
KELOMPOK      :   II (DUA)
ASISTEN            :    WA NAZILA






LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
I.     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
  Indonesia memiliki segudang masalah dalam  industri garam, salah satunya adalah terkait pengelolaan garam. Pengelolaan garam di Indonesia tidak didukung dengan alat-alat dan SDM yang mumpuni, padahal ditinjau secara geografis Indonesia sangat berpotensi memproduksi gram-garam yang berkualitas. Hal ini didasarkan pada Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih luas lautan daripada daratan. Permasalahan tersebut memaksakan pemerintah Indonesia untuk mengimpor garam dari luar negeri. Akibat dari impor tersebut menyebabkan produksi garam di Indonesia menurun. Sehingga untuk mengatasi masalah ini salah satunya yaitu dengan menyiapkan SDM yang berkualitas melalui pemahaman tentang pembuatan garam.
Kualitas garam di Indonesia masih tergolong kualitas rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya failitas yang memadai, sehingga perlu diadakannya pemurnian ulang garam-garam. Salah satu yang dilakukan adalah pemurnian NaCl. Pemurnian NaCl dari garam dapur kasar menggunakan metode rekristalisasi melalui penguapan dan pengendapan. Proses rekristalisasi terdiri dari melarutkan zat tak murni dalam pelarut tertentu, menyaring larutan panas sehingga zat tak larut menjadi kristal, memisahkan kristal-kristal dari larutan dan memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi.
Metode pemurnian suatu padatan yang umum yaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang). Pemurnian demikian banyak dilakukan untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan. Berdasarkan uraian diatas makan dilakukan percobaan pemurnian NaCl.

B. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam dapur (NaCl)?

C. Tujuan
            Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam dapur (NaCl).

D. Manfaat
            Manfaat dari percobaan ini adalah dapat memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam dapur (NaCl).







II.    TINJAUAN PUSTAKA
Garam merupakan salah satu komoditas strategis, karena selain merupakan kebutuhan pokok manusia, garam juga digunakan sebagai bahan baku industri. Pemenuhan kebutuhan pokok manusia, garam yang digunkana adalah garam konsumsi, sedangkan untuk memnuhi kebutuhan industri adalah garam industri. Perbedaan garam konsumsi dan garam industri adalah kandungan NaCl (Natrium Klorida) pada garam. Garam konsumsi mempunyai kandungan NaCL sebesar 94%, sedangkan garam industri memiliki kandungan NaCL sebesar 97%. Dengan kata lain kandungan air dari garam industri lebih sedikit dibandingkan dengan garam konsumsi (Habibi dan Edwin, 2017).     
Pemurnian garam adalah salah satu upaya untuk menghilangkan impuritis (pengotor) yang menempel  pada kristal garam. Unsur - unsur yang menentukan kualitas garam salah satunya adala NaCl . Garam yang berasal dari penguapan air laut mempunyai kadar 97% lebih, akan tetapi dalam praktek umumnya lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh kualitas air, cara pembuatan, dan cara-cara lain yang mempengaruhi kristal garam. Garam yang mengandung NaCl tinggi, umumnya putih bersih, tetapi kadang-kadang ditemukan garam yang berwarna putih bersih ternyata mengandung kadar gips (CaSO yang tinggi sedangkan kadar NaCl nya sendiri relatif rendah (Astuti dkk., 2016).
Natrium klorida (NaCl) adalah salah satu bahan utama digunakan dalam pemrosesan alami, memainkan peran penting dalam kualitas teknologi, mikrobiologi, dan sensorik. Bahan ini, adalah sumber utama natrium, suatu unsur ditargetkan untuk pengurangan seluruh rantai produksi makanan olahan, terutama produk daging. Natrium klorida (NaCl) telah dijelaskan oleh banyak orang sebagai senyawa prooksidan yang mampu mempengaruhi perkembangan dan intensitas reaksi lipid pada salamis. Efeknya pada oksidasi lipid tampaknya disebabkan oleh aksi reaktif ion klorida pada lipid  atau kesolubilisasi besi dengan ion klorida, merangsang peroksidasi lipid (Santos dkk., 2017).
            Proses kristalisasi yakni potensial kimia antara larutan dan fasa padatan yang dilakukan pada keadaan supersaturated yaitu pendinginan, penguapan dan penambahan antisolvent. Kristalisasi antisolvent merupakan metode pemisahan dan pemurnian yang efektif. Penggunaan antisolvent dalam proses kristalisasi ini mengurangi kelarutan suatu zat terlarut dalam larutan dan membentuk kristal secara cepat. Dilakukan pemurnian dengan penambahan antisolvent melalui proses kristalisasi yang mengindikasikana adanya tingkat pemulihan likopen yang cukup tinggi. Parameter eksperimen kristalisasi sangat mempengaruhi mekanisme pembentukan partikel dan mengatur bentuk ukuran kristal dan distribusinya (Christianty dkk., 2015).
            Nilai rendemen merupakan parameter yang penting untuk dapat mengetahui tingkat efisiensi dari proses pengolahan. Selain itu rendemen juga dapat digunakan untuk analisis finansial dimana dapat diperkirakan jumlah bahan baku untuk memproduksi produk dalam volume tertentu. Untuk waktu perendaman yang lebih lama terdapat peningkatan nilai rendemen (Huda dkk., 2013).


III.  METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Percobaan Pemurnian NaCl dilaksanaan pada hari Kamis, 22 November 2018 Pukul 07.30-09.55 WITA bertempat di Laboratorium Nano Teknologi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan
1. Alat
            Alat-alat yang digunakan pada percobaan pemurnian NaCl adalah neraca analitik, gelas kimia 250 mL, gelas ukur 50 mL, spatula, corong, pipet tetes, hot plate, batang pengaduk, dan timbangan analitik
2. Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pemurnian NaCl adalah garam dapur, barium hidroksida Ba(OH)2, serbuk kapur kalsium oksida (CaO), aquadest (H2O), kertas saring, amonium karbonat (NH4)2CO3, asam sulfat pekat (H2SO4) dan aluminium foil.




Text Box: Akuades 50 mLC. Prosedur Kerja
 









Text Box: % rendamen = 0,25 %
 







IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
1.    Data Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Akuades dipanaskan sebanyak 50 mL + garam 10 gram
Larut
2.
Campuran + 0.25 gram CaO
Larutan keruh + terjadi endapan
3.
Ditambahkan Ba(OH)2 5 tetes
Putih tanpa endapan
4.
Ditambahkan (NH4)2 CO3
Terdapat endapan
5.
Disaring + H2SO4
Netral
6.
Berat Kristal
0,05 gram

2.    Analisis data
 













B.     Pembahasan
            Natrium klorida dikenal dengan nama garam dapur atau halit yang merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida juga sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.  Garam dapur (NaCl) adalah bahan berupa padatan putih memiliki bentuk kristal kubus yang transparan dan tidak dapat terbakar serta mempunyai titik leleh 801oC. Garam dapur merupakan senyawa yang tersusun dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH. Apabila unsur ini direaksikan, maka akan terbentuk NaCl dan H2O. Hasil dari bahan tadi bila disatukan akan membentuk suatu larutan yang disebut larutan garam.
Perlakuan pertama dilakukan adalah memasukkan akuades sebanyak kedalam gelas kimia dan dicampurkan dengan garam dapur NaCl kemudian dipanaskan hingga mendidih. Tujuan dipanaska agar mendapatkan endapan  NaCl. Perlu diketahui bahwa NaCl dapat larut sempurna dalam akuades mengingat sifat kepolarannya yang sama sesuai dengan prinsip “like dissolved like”. Kelarutan NaCl ini juga dipengaruhi oleh keadaan jenuh akibat pemanasan sehingga diketahui bahwa suatu zat mudah larut dalam pelarut yang panasSetelah proses pelarutan dilakukan tahap penyaringan dimana penyaringan ini bertujuan untuk menyaring kotoran – kotoran yang ada pada garam dapur kemasan. Hasil penyaringan tersebut dua yang dihasilkan, yakni filtrat dan residu. Kedua hasil tersebut yang di ambil adalah filtratnya karena merupakan zat yang telah lolos penyaringan.
 Larutan yang diperoleh kemudian direaksikan dengan CaO. Tujuan direaksikannya dengan CaO agar  membersihkan pengotor-pengotor yang terdapat dalam garam dapur NaCl seperti ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, I- dan Br sehingga dengan penambahan CaO hasilnya lebih bersih dan murni. Namun, penambahan CaO akan mengahsilkan endapan-endapan baru, untuk mencegah hal tersebut maka di reaksikan dengan menggunakan Ba(OH)2. Larutan yang dihasilkan selanjtnya direaksikan dengan (NH4)2CO3­. Penambahan ini bertujuan agar larutan tersebut menjadi jenuh.
Perlakuan selanjutnya adalah dilakukan penyaringan untuk memisahkan endapan yang merupakan zat pengotor yang terdapat dalam larutan tersebut. Filtrat yang dihasilkan disaring kembali kemudian dinetralisasi dengan larutan yang bersifat asam yakni H2SO4 karena larutan tersebut bersifat basa. Penambahan H2SO4 bertujuan untuk menetralkan larutan yang bersifat basa dan selannjutanya dikeringkan selanjutnya di timbang dan mengsilkan kristal sebesar 0,05 gram. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa berat kristal NaCl sebesar 0,05 gram maka dihasilkan dengan nilai rendamen sebesar 0,25%.
           






V.    KESIMPULAN
            Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan yang telah dilakukan kesimpulan yang diperoleh  adalah garam dapur (NaCl) dapat dimurnikan melalui serangkaian proses yang dinamakan proses reklistalisasi. Proses reklistalisasi garam dapur (NaCl) dapat digunakan dengan mereaksikan zat-zat diantaranya CaO, Ba(OH)2, (NH4)2CO3 dan H2SO4. Sehingga diperoleh berat kristal sebanyak 0,05 gram dan nilai % rendamen sebesar 0,25%.
















DAFTAR PUSTAKA
Astuti, R.P., Cicik H.Y. dan Rahmad A.P. 2016. Pengaruh
 Lama Waktu Pengadukan Terhadap Pengikatan Impuritis untuk Meningkatkan Kadar NaCl Pada Garam Rakyat. Journal of Pharmacy and Science. 1(1)
Christianty, D., Sola G. dan Zuhrina M. 2015. Kristalisasi Likopen dari Buah         Tomat (Lycopersicon Esculentum) Menggunakan Antisolvent. Jurnal     Teknik Kimia. 4(4).
Habibi, M.Y. dan Edwan R. 2017. Peramalan Harga Garam Konsumsi Menggunakan Artifical Neural Networks Feedforward-Backpropagation (Studi Kasus : PT. Garam Mas, Rembang, Jawa Tengah). Jurnal Teknik ITS. 6(2).
Huda, W., Windi A. dan Edhi N. 2013. Study of Physical and Chemical Characteristic of Gelatin Extract Chicken Scratch (Gallus Gallus Bankiva) with Variation of Immersion Time and Acid Concentration. Jurnal Teknosains Pangan. 2(3).
Santos, B.A.dos., Mariane B.F., Paulo C.B C., Roger W. dan Marise A Rodrigues P. 2017. Adding Blends of NaCl, KCl, and CaCl to Low-Sodium Dry Fermented Sausages: Effects on Lipid Oxidation on Curing Process and Shelf Life. Hindawi Journal of Food Quality. Doi: 10.1155/2017/7085798.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

sistem koordinat